Sang INANE
Aku takut melihat kamu
Sangat menakutkan
Sang inane
berteriak “Darimana rasa takut ini hadir?”rasanya tak ada alasan.Yang
lalu sudah berlalu, angin utara sudah kembali ke utara, hanya sekelumit bayangan yang
kadang masih berlalu lalang dalam benak.Tiba-tiba dia ingat ketika menghamparkan karpet dibawah meja
agar dapat mengobrol santai, detik-deti kmenunggu terasa menyenangkan untuk dapat menyambutnya dengan senyuman dan segelas
kopi hangat.Namun detik berlalu menuju menit dan melangkah menuju jam....
ratusan pesan berhamburan mengharapkan kedatangannya,,,,,,,,,,,,dan jam
lebih kejam dari menit,,,,,,, yang ditunggu tak pernah datang,,,,,, mungkin sang
waktu hanya mempermainkan .......
Takada yang
bisa disalahkan kecuali rasa ingin melayani seseorang dengan baik,,,
Dan
kini......................
Aku tak pernah suka menyalakan lampu ruang tamu
di malam hari. Dan tidak pernah membiarkan pintu terbuka kecuali sang “inane” ini sedang berada di tempat yang jauh...........
Jalanan selalu ramai saat libur tiba karna pantai berteriak-teriak memanggil manusia untuk meliriknya............
Tapi pantai tak selalu memberikan
rasa hangat........
Pohon mungkin bisa menjatuhkan benda
yang bisa membunuh, matahari terbenam mungkin bisa membutakan penglihatan,
batu karang mungkin bisa menjatuhkan dan menghanyutkan si “inane” ketengah samudra
Maut bisa saja menjemputku tiba-tiba jika nafas
yang
biasa kuhembus tiba-tiba kelelahan dan berhenti sejenak saat sekelumit bayangan muram tiba-tiba terlintas..........
Dan
kini.....
Aku tak pernah mengenal pantai disana,,,,,,aku bermusuhan dengannya,
takmau melihatnya.
No comments:
Post a Comment