myeyes

myeyes

Sunday, July 5, 2015

Pillow comfortable (ketiga)

Aku tau ini adalah salah karena aku masih terikat dengan yang kedua.
seorang costumer menelpon dan meminta nomor handphone ku. Tanpa berfikir yang aneh aku hanya memberikannya saja. Dan ternyata dia mencoba merayuku. Kami bertemu.
Kesan pertama adalah sangat menyebalkan. Karna dia tidak tau posisiku dan aku tidak tau bagaimana harus menjelaskannya. Hampir ingin menangis  dan membatalkan janji. Tapi dia memaksaku untuk bertemu. Karna dia sudah menungguiku dekat hanya belum melihatku. Aku seperti orang gila berjalan kesana kemari mencarinya.
Ahirnya kami bertemu. Sungguh aku ingin memcacinya tapi dia ... melihat wajahnya dan mengingat itu adalah perjumpaan pertama. Aku tak sanggup menunjukan wajah burukku.
Kami pergi menikmati angin malam pantai.
Dia terlalu agresif dan penuh semangat. Dia tau cara memuaskan wanita karna dia berpengalaman.
Entahlah tapi aku merasa ingin memilikinya dia sesuai dengan kriteriaku. Berbadan besar,duda,dan bekerja di kementrian industri.
Bersamanya sangat nyaman karna dia ahli memanjakan wanita. Tapi sayang dia terlalu agresif. Mengenyampingkan perasaan dan lebih mengutamakan sex... apa yang aku bicarakan tak pernah menyambung dengan apa yang dia bicarakan. Dia memberiku hadiah dari tempat kerjanya sebuah benda icon khas negaranya dan tertulis nama tempat dia bekerja.
Bicaranya jujut. Apa yang dia inginkan hatus selalu kita berikan tapi aku selalu menolak nya dan berkata apa adanya bahwa otaknya kotor dll. dia sangat mengerti bahwa aku tak bisa tanpa air minum. Saat aku masuk ke mobilnya dengan keringat mengucur dia sudah menyiapkan 2 botol air mineral dan pepsi. Hanya aku tak bisa mempertahankannya hanya karna keahliannya. dan aku memutuskan untuk menjauhinya demi keamananku.

Semangat muda (kedua)

Masih dari cara yang sama. Dia mengirimiku foto. Dan aku sejujurnya memberitaunya dimana tempatku bekerja. Pada suatu malam dia datang ke kantorku. Saat dia berdiri di balik pintu kaca. Sebenarnya aku melihatnya dan dalam hatiku aku menjerit "hah... orang itu yang ada di foto, bagaimana bisa dia kesini". Aku berpura pura sibuk . Ahirnya kami membuat janji bertemu. Dia menungguku di dekat kediamanku dengan warna mobil keemasan. Dan penampilan yang berbeda dari populasinya. Dia memakai switer dan celana jeans. Kami berjalan dibawah sinar rembulan menapakkan kaki di pasir yang hangat. Dia mengangkatku memberiku kesempatan untuk melihat rembulan lebih dekat. Dan duduk di pangkuannya. Dia sangat alami. Dia muda dan bersemangat. Dia lucu... beberapa kali kami bertemu, dia selalu melunakkan amarahku. Dia tak pernah marah dan tak pernah membuatku lebih marah. Sekalipun aku berencana untuk memarahinua tapi saat dia di hadapanku, amarahku lenyap dan terganti dengan senyuman. Dia melakukan hal kecil yang tak orang lain lakukan.
Tapi aku mencoba sekuat tenaga untuk melepaskannya dari genggamanku. Karna aku orang asing (ajnabi) dan dia bekerja di kementrian pendidikan.
Tapi dia bersikeras mempertahankanku.
nyatanya sangat sulit melepasnya dan sampai aku menyerah membiarkan hubungan kita akan bertahan sampai dimana... aku tak lagi berusaha melepasnya atau menggenggam nya erat.

The Rona Pipi

Dia begitu indah. Aku mengenalnya dari aplikasi chatting. Pertemuan pertama kami saat dia menungguku dengan mobilnya yang berwarna keemasan. Kata katanya manis dan hangat. Suara dan genggamannya menenangkanku. Menurutku dia sangat sempurna untuk aku pertahankan. Hingga ahirnya kalimat dari temanku meracuniku.
Dia mengatakan bahwa orang yang bekerja untuk negara (askari) tidak bisa menikah dengan orang asing (ajnabi).
Dari sana aku sudah merasa pesimis. Dakn aku mencoba menanyakan pada nya. Dia mengatakan bahwa itu benar dia bekerja sebagai askari dan harus menikah dengan wanita pribumi.
Dengan sangat menyesal aku memutuskan hubungan dengannya.
Dia sungguh lembut dan apa adanya. Kalimatnya... suaranya... genggaman tangannya dan kecupannya lembut tanpa memaksa.
Semenjak itu aku berjanji pada diriku bahwa aku tidak akan berhubungan dengan warga asli negara ini.
Tetapi ternyata itu bukan ahir tapi awal dari segalanya .....