myeyes

myeyes

Tuesday, February 4, 2014

BUSWAY khusus EGOIS


Sepasang muda mudi berdiri di pintu busway, mereka adalah orang yang sedang memperjuangkan masa depannya.
Siang itu mereka baru saja keluar dari gedung pencakar langit untuk melamar pekerjaan lalu mereka menikmati angin sore Jakarta dengan jalan kaki setelah sebelumnya mengisi perut di restoran fast food jepang.
Rasa lelah tak terasa, wanita itu mengenakan baju hitam putih dengan sepatu hak, dan laki-laki mengenakan kemeja dengan celana bahan. Menyusuri pinggiran jalan Jakarta menuju halte busway sambil mengobrol sehingga rasa lelah tak terasa mengganggu.
Sesampainya di pintu busway, yang lakilaki berkata “lihat taksi itu, sepertinya masih baru”. “iya mungkin” kata wanita itu. lalu laki-laki itu bertanya “ kebayang gak kalo suatu saat nanti kamu punya mobil, dan yang bawa mobilnya suami kamu?” dengan entengnya wanita itu menjawab “enggak.!, aku sendiri yang akan membawa (mengendarai) mobilnya”.
Dari jauh sudah terlihat busway akan segera datang. Wanita itu mempunyai kebiasaan saat gugup atau takut dia akan memegang jari temannya dan memainkan kukunya. Busway datang, muda mudi itu masuk ke dalam busway bersama, tapi ternyata busway itu khusus untuk wanita.
Penjaga pintu busway wanita itu menyuruh yang laki-laki pindah ke belakang sehingga sepasang jari itu terpisah. Saat itu sang wanita menjadi sadar bahwa dia telah berani sendiri. Biasanya untuk bepergian jauh dia tak berani sendiri naik angkutan umum karena takut nyasar atau biasanya lebih memilih untuk naik taksi daripada naik kendaraan umum yang rutenya belum dia ketahui. Karena dalam fikirannya kota Jakarta harus diwaspadai. Kemudian dia mengingat jawabannya tentang obrolan mereka tadi, dia baru menyadari bahwa dirinya egois dari caranya mengatakan akan mengendarai mobilnya sendiri.
Dalam hatinya berkata “pantas saja ada yang mengatakan bahwa aku egois, mungkin memang benar aku egois, langkahnya meninggalkanku adalah benar karena aku egois, tapi mungkin sekarang ini aku lebih egois dari sebelumnya karena sekarang aku sendiri, mungkin aku harus mencari lawan yang tak egois, tak mungkin akan menjadi baik jika seorang yang egois berpasangan dengan yang egois pula. Aku harus mencari lawan dari diriku (pendamping hidup).

Muda mudi itu berpisah dari dalam busway karena yang laki-laki harus turun lebih dulu. Sesampainya di pusat perbelanjaan, sang wanita masih merenungi dirinya sendiri, berjalan santai dan kemudian membeli sebuah boneka untuk menemaninya pulang. 

No comments:

Post a Comment